Pukul 2 dini
hari, mataku tak bisa terpejam. Rasanya sulit sekali untuk memejamkan kedua mata
ini. Bukan kali pertama aku seperti ini. Ya, beberapa waktu yang lalu akupun
pernah merasakannya ketika banyak hal yang menggelayut dalam pikiran, ketika
hati merasa telah tersakiti atau dikecewakan, ketika banyak kesibukan. Sungguh sangat
menyakitkan berada dalam kondisi seperti ini karena bisa menyebabkan sakit asmaku
kambuh seperti sekarang.
Ya, aku tahu
ini sangat menyakitkan. Ini semua berawal dari seseorang yang telah
mengecewakanku, seseorang yang dahulu aku segani dan aku banyak belajar
darinya. Kini rasanya aku tidak ingin mengenalinya lagi. Sungguh sakit dan
kecewa hati ini. Kemudian ditambah dengan musibah kepergian kakak laki-laki
tercinta di usianya yang ke 27 pada Selasa 31 Juli 2012 (11 Ramadhan) karena
sakit ginjal yang ia derita, kakak laki-laki tunggal yang kumiliki. Kemudian
ditambah dengan keinginan untuk menyegerakan dalam menyempurnakan setengah
agama ini (baca : nikah) dan ditambah dengan kemudian-kemudian yang lain.
Itu semua telah
mempengaruhi episode kehidupanku sejak pertengahan Juli hingga saat ini, sejak
Ramadhan hingga Syawwal tahun ini. Jujur, akupun tidak merasakan indahnya
Ramadhan dan meriahnya Idul Fitri di bulan Syawwal. Semua itu aku jalani tanpa “ruh”
karena ini semua seperti mimpi, mimpi yang ternyata adalah kenyataan pahit yang
membuat hidupku sedikit berbeda. Ya, mungkin ini adalah klimaks dari semua yang
telah terjadi.
Aku tahu apa
yang kualami adalah takdir dari Allah. Allah sedang menguji seberapa kuat
diriku dalam menghadapi ini semua. Yakin sajalah bahwa aku bisa melewati semua
ini, aku bisa kembali dari keterpurukan ini. Toh, di luar sana masih banyak
orang yang merasakan cobaan dengan kadar yang lebih tinggi. Ingat firman Allah
: Innallaaha laa yughoyyiru maa boqoumin hatta yughoyyiru maa bi anfusihim
(Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai ia mengubah
diri mereka sendiri), Laa yukallifullaahu nafsan illa wus’aha (Allah
tidak membebani seseorang melebihi batas kemampuannya), dan fainna ma’al ‘usri
yusro (sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan).
Ingat, Juli
2013. Hari yang dinanti akan tiba, the second graduation in my life.
Untuk itu,
berjuanglah!
Berjuang untuk
memaafkan yang telah mengecewakan,
mengikhlaskan yang
telah terjadi,
dan
memperbaharui semangat dalam diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar