Selasa, 25 Oktober 2011

Cerita tentang Asma...

Sejak malam sabtu kemarin, T.E.P.A.R. sampe hari ini. Hal ini yang bikin saya tidak bisa pulang hari Sabtunya untuk nyoblos dalam Pilgub Banten 2011 (22 Oktober 2011). Sayang sekali. Ini pilihan yang sulit sebenarnya untuk pulang ke Banten atau tetap di Depok, karena dua pilihan ini ada alasannya masing-masing. Jika pulang ke Banten, maka bersiaplah dengan kondisi fisik saya yang akan semakin “tepar” dengan perjalanan pulang pergi dalam waktu kurang dari 10 jam (based on experience). Jika tetap di Depok, meski dengan kondisi seperti ini, saya masih bisa melakukan hal kecil semisal menghadiri acara organisasi di kampus (aih, bukannya istirahat). Ya, pilihan yang sulit. Tapi akhirnya saya putuskan untuk tetap di Depok dan Sabtu pagi hingga siang saya hadir di acara organisasi kampus. Tenang, saya tetap mendoakan prosesi Pilgub Banten 2011 dari kejauhan, “Ya Allah, selamatkan Banten dari pemimpin yang zhalim.”

Kenapa jadi bahas Pilgub Banten 2011? Oke, nanti ada sesi tersendiri untuk bahas bahasan itu karena bukan itu yang mau saya share pada kesempatan sekarang. Saya mau share tentang kondisi yang sedang saya alami sejak malam sabtu, ---A.S.M.A---. Asma? Makanan apaan tuh? Hehe, asma bukan makanan, tapi penyakit yang berhubungan dengan saluran napas. Asma itu simply we can say napas yang disertai mengi seperti bunyi ngik..ngik..(tapi sepengetahuan saya, tidak semua penderita asma ketika kambuh napasnya berbunyi).

Kenapa sih bisa sampe bunyi napasnya atau bahkan (berdasarkan pengalaman pribadi) susah bener untuk ambil napas (sampe napas jadi pendek-pendek) karena saluran napas yang disebut bronkus mengalami penyempitan. Penyempitan tersebut diakibatkan oleh reaksi terhadap rangsangan alergi tertentu seperti bulu binatang, udara dingin, jenis makanan tertentu, dll.
           
Sungguh, ketika asma kambuh sangat tidak enak (yaiyalah). Apalagi ketika saya merasa kelelahan, baik fisik maupun psikis. Gampang sekali asma menyerang pertahanan fisik saya. Seperti semalam, sebelum tidur saya sempat kepikiran sesuatu hal yang lumayan berat yang membuat saya berpikir lama dan dalam. Alhasil, tiba-tiba mendadak saya mengap-mengap susah napas, dada langsung sakit karena terasa sempit, dan kembali tepar (sebelumnya saya tepar karena asma juga akibat kedinginan karena hujan deras di malam hari). Oooohhh…
Ini dia pertolongan pertama untuk penderita asma (berdasarkan pengalaman pribadi dan nasihat dokter spesialis pulmunologi langganan saya, hehe) :
1.      Ketika asma kambuh, hindarkan posisi tubuh dari berbaring. Usahakan untuk duduk, agar pengambilan napas menjadi lebih mudah. Atau jika tidak kuat untuk duduk, berbaringlah dengan posisi bantal yang ditinggikan (sekitar 45 derajat).
2.      Untuk yang biasa menggunakan inhaler, langsung semprotkan beberapa semprotan inhaler (Ventolin Salbutamol, atau yang lainnya) ke dalam mulut (saya biasanya 4 kali sampai benar-benar merasa lega, pernah juga sampe 8 kali karena sudah terlalu parah).
Ini nih yang namanya Ventolin Inhaler Salbutamol
Catatan : inhaler berfungsi hanya sebagai pelega napas, tidak untuk menghilangkan asma itu sendiri.
3.           Untuk membantu pemulihan, bisa juga balurkan minyak kayu putih atau minyak angin ke dada (dekat leher) dan punggung. Hal ini berfungsi untuk melegakan napas dan menghangatkan dada dan punggung.
Catatan : ketika asma kambuh, dada terasa sangat sakit dan sempit seperti ditekan-tekan.
4.      Cukupkan istirahat ketika asma kambuh, usahakan untuk tidak beraktivitas terlebih dahulu ketika sakit.

Biasanya ketika asma kambuh, sampe berapa lama? Jawabannya, tergantung. Tergantung si penderita maksudnya. Ada (teman saya penderita asma juga) setelah kambuh, di hari itu juga dia bisa main-main. Kalo saya pribadi, paling lama bisa hampir seminggu untuk pemulihan. Lama banget ya. Tidak enaknya adalah, saya sering tidak masuk kuliah (kalo dulu sekolah) jika asma saya kambuh. Dulu ketika semester 5, hampir tiap pekan ada saja dua atau 3 hari saya izin sakit karena asma. Memang sih, dulu fisik saya sangat gampang kelelahan. Tapi sekarang, Alhamdulillah meski masih suka kambuh, tapi kekebalan tubuh saya jauh lebih baik. coba minum habbatus-sauda atau madu, deh. Pasti kerasa banget reaksinya.

Hikmah dari sakit ini adalah menjadikan diri saya semakin bersyukur ketika saya bisa bernapas dengan mudahnya, tanpa didahului rasa sakit dan susah dalam mengambil napas. Begitu pula ketika saya sedang sakit, lebih bersyukur lagi bahwasanya Allah begitu sayang kepada saya sehingga Ia memberikan cobaan itu untuk saya dan memberikan pelajaran bahwa sehat adalah nikmat yang luar biasa yang Ia berikan.
           
Untuk penderita asma, tetap semangat kawan! Jangan jadikan ini sebagai excuse bagi diri kita untuk tidak menjadi insan prestatif dan unggul dalam bidang yang kita tekuni. Semoga bermanfaat.^^
           
“sesungguhnya, bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Al-Insyirah : 5-6)
“dan apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan.” (Asy-Syu’ara : 80)
“untuk setiap penyakit ada obatnya.” (Al-Hadits)




Rabu, 19 Oktober 2011

Menikah? Persiapkanlah...

Entah mengapa, di malam yang sunyi ini, saya pengen nulis tentang pernikahan. Maklum, efek dari acara akad dan walimah seorang teman pada Sabtu 15 Oktober kemarin masih berasa, hehe. Hmm, untuk menghalalkan hubungan dua orang insan anak manusia itu sebenarnya gampang, mungkin prosesinya hanya butuh 1 menit di mana sang mempelai laki-laki mengucapkan 1 kalimat yang berisi perjanjian berat, “Saya terima nikahnya bla...bla…bla… binti bla…bla… dengan mas kawin blaa…la…la.”  Tapi di balik itu semua ada tanggung jawab besar yang harus ditunaikan oleh masing-masing pasangan baru tersebut. Makanya dibutuhkan kesiapan dan perencanaan yang matang.

Saya cukup kaget ketika bulan Ramadhan kemarin mendengar kabar seorang teman saya (laki-laki) dalam waktu dekat akan menikah. Padahal ia masih kuliah. Lebih kaget lagi, ketika saya dikabari oleh orang tua bahwa sepupu laki-laki saya yang baru lulus STM dan baru setahun bekerja di suatu perusahaan, memutuskan untuk menyempurnakan setengah agamanya dalam usia belia. Sungguh berani, mereka berani untuk menerima apa yang Allah janjikan bagi orang-orang yang menikah dengan niat untuk mensucikan dirinya. Masalah rizki? Allah sudah menjamin akan memberikan kelapangan. Subhaanallah.
Lalu, bagaimana dengan saya? Lho.. hehehe

Menikah bukan suatu keputusan yang hanya bersifat sesaat, namun itu merupakan keputusan yang bersifat abadi sepanjang hidup (kaya judul lagunya Maher Zain versi Indonesia, hehe). Maka, dibutuhkan kesiapan mental, lahir dan bathin untuk mengarungi bahtera cinta itu. Hmmm…
Berdasarkan materi kajian kemuslimahan di UI beberapa waktu yang lalu dengan seorang ustadzah, kesiapan yang harus dipersiapkan sebelum mengarungi samudera cinta dengan pasangan kita kelak yaitu meliputi kesiapan pemahaman (fikriyah), kesiapan batin (ruhiyah), kesiapan fisik (jasadiyah), dan kesiapan mental tentunya. Jangan lupa juga sembari kita mempersiapkan hal tersebut, kita harus tetap menjaga diri kita, menjaga iffah dan izzah kita. 

Maka dari itu, mari kita persiapkan dengan baik agar ketika ada seseorang yang datang dengan niatan suci, kita sudah siap karena telah kita persiapkan dengan baik dan matang. Itu bagi sudut pandang pihak perempuan. Bagaimana dengan sudut pandang pihak laki-laki? Bagi laki-laki, sama saja, harus mempersiapkannya juga. Ketika sudah siap dengan segala persiapan yang telah dipersiapkan, maka majulah dengan gagah berani.

Rasulullah bersabda, “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan.” (Muttafaqun ‘alaih).



Sabtu, 08 Oktober 2011

10 Wasiat Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna

Bacalah, renungkan, dan amalkan :
1.      Dalam kondisi bagaimanapun, segera dirikanlah shalat ketika mendengar adzan.
2.      Baca atau dengarkanlah Al Quran dan ingatlah Allah.
3.    Berusahalah untuk bisa berbicara dengan bahasa Arab secara fushhah (baik), sebab ia termasuk dari pembelajaran Islam.
4.      Jangan banyak berdebat dalam setiap urusan bagaimanapun bentuknya, sebab pamer kepandaian dan riya’ itu tidak mendatangkan kebaikan sedikitpun.
5.      Jangan banyak tertawa, karena hati yang selalu berinteraksi dengan Allah adalah hati yang tenang dan khusyu’.
6.      Jangan banyak bergurau, karena umat yang gigih berjuang tidak mengenal selain kesungguhan.
7.      Jangan mengeraskan suara melebihi yang dibutuhkan oleh pendengar, sebab itu merupakan kecerobohan dan menyakitkan orang lain.
8.      Jauhi dari menggunjing orang dan menjelek-jelekkan kelompok atau organisasi, dan jangan membicarakannya selain kebaikan saja.
9.      Kenalkan dirimu kepada saudara-saudaramu seiman dan seperjuangan walaupun engkau tidak diminta, sebab azas dakwah kita adalah mahabbah (kecintaan) dan saling mengenal.
10.  Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya. Dan jika engkau punya tugas, selesaikanlah segera!.
            (Diambil dari Al-Ma’tsurat yang diterbitkan oleh Penerbit Zikrul Hakim)