Sabtu, 25 Agustus 2012

Random Monologue


Pukul 2 dini hari, mataku tak bisa terpejam. Rasanya sulit sekali untuk memejamkan kedua mata ini. Bukan kali pertama aku seperti ini. Ya, beberapa waktu yang lalu akupun pernah merasakannya ketika banyak hal yang menggelayut dalam pikiran, ketika hati merasa telah tersakiti atau dikecewakan, ketika banyak kesibukan. Sungguh sangat menyakitkan berada dalam kondisi seperti ini karena bisa menyebabkan sakit asmaku kambuh seperti sekarang.

Ya, aku tahu ini sangat menyakitkan. Ini semua berawal dari seseorang yang telah mengecewakanku, seseorang yang dahulu aku segani dan aku banyak belajar darinya. Kini rasanya aku tidak ingin mengenalinya lagi. Sungguh sakit dan kecewa hati ini. Kemudian ditambah dengan musibah kepergian kakak laki-laki tercinta di usianya yang ke 27 pada Selasa 31 Juli 2012 (11 Ramadhan) karena sakit ginjal yang ia derita, kakak laki-laki tunggal yang kumiliki. Kemudian ditambah dengan keinginan untuk menyegerakan dalam menyempurnakan setengah agama ini (baca : nikah) dan ditambah dengan kemudian-kemudian yang lain.

Itu semua telah mempengaruhi episode kehidupanku sejak pertengahan Juli hingga saat ini, sejak Ramadhan hingga Syawwal tahun ini. Jujur, akupun tidak merasakan indahnya Ramadhan dan meriahnya Idul Fitri di bulan Syawwal. Semua itu aku jalani tanpa “ruh” karena ini semua seperti mimpi, mimpi yang ternyata adalah kenyataan pahit yang membuat hidupku sedikit berbeda. Ya, mungkin ini adalah klimaks dari semua yang telah terjadi.

Aku tahu apa yang kualami adalah takdir dari Allah. Allah sedang menguji seberapa kuat diriku dalam menghadapi ini semua. Yakin sajalah bahwa aku bisa melewati semua ini, aku bisa kembali dari keterpurukan ini. Toh, di luar sana masih banyak orang yang merasakan cobaan dengan kadar yang lebih tinggi. Ingat firman Allah : Innallaaha laa yughoyyiru maa boqoumin hatta yughoyyiru maa bi anfusihim (Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai ia mengubah diri mereka sendiri), Laa yukallifullaahu nafsan illa wus’aha (Allah tidak membebani seseorang melebihi batas kemampuannya), dan fainna ma’al ‘usri yusro (sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan).

Ingat, Juli 2013. Hari yang dinanti akan tiba, the second graduation in my life.
Untuk itu, berjuanglah!
Berjuang untuk memaafkan yang telah mengecewakan,
mengikhlaskan yang telah terjadi,
dan memperbaharui semangat dalam diri.

Selasa, 21 Agustus 2012

Memperbaharui Semangat

Semangat itu seperti api yang harus terus dijaga agar senantiasa berkobar. Tapi terkadang semangat juga diuji eksistensinya laiknya kobaran api yang diterpa angin, apakah api itu tetap menyala ataukah mati tertiup angin. Apakah semangat itu akan terus bertahan ataukah mati seperti matinya api yang tertiup angin.

Semangat itu harus tetap diperbaharui seperti laiknya iman kita karena semangat dan juga tentunya iman kadarnya naik turun setiap waktu, kadang naik kadang turun dan kadang stagnan. Untuk menjaga semangat kita agar terus berkobar (atau setidaknya menyala)  dibutuhkan banyak usaha, diantaranya :
1.    Mendekatkan diri kepada Allah sang pemilik jiwa kita, banyak berdoa agar Allah selalu  menganugerahi kita kekuatan tekad dan semangat.
2.         Fokus pada niat. Fokuskan niat untuk meraih sesuatu agar semangat untuk mendapatkannya tetap terjaga.
Misalnya, si fulanan memiliki cita-cita untuk menjadi Hafizhah Qur’an, maka untuk menjaga semangatnya, si fulanah harus tetap fokus pada niat yang menguatkannya untuk menjadi Hafizhah Qur’an seperti ingin mendapat syafa’at di akhirat dan ingin memberikan mahkota dan jubah kemuliaan untuk kedua orangtuanya kelak. Nah, niat itulah yang harus menjadi bahan bakar untuk menjaga semangatnya untuk menjadi Hafizhah Qur’an dengan cara terus menghafal, menjaga, dan mengamalkannya.
3.  Berkumpul dengan orang-orang shalih/ah yang dekat dan takut kepada Allah agar kita tershibghoh (terwarnai) dengan keshalihannya.
4.      Membaca sejarah hidup Nabi Muhammad (Sirah Nabawiyyah), Khulafaurraasyidin, biografi para ulama atau ilmuwan yang memiliki semangat luar biasa dalam meraih apa yang dicita-citakan. Allahu akbar!

Semoga Allah senantiasa menjaga diri kita untuk istiqomah dalam kebaikan, terus semangat untuk melakukan kebaikan, dan terus semangat untuk menjadi orang-orang yang mampu melakukan perbaikan yang lebih baik.