Selasa, 03 Januari 2012

Nasihat untuk Penghafal Al-Qur'an

Berkata Abdullah bin Mas'ud radhiallahu'anhu: "Adalah selayaknya bagi para penghafal Al-Quran terbedakan saat malamnya ketika manusia terlelap, tatkala siangnya ketika manusia berbuka, tatkala sedihnya ketika manusia bergembira, tatkala menangisnya ketika manusia tertawa, tatkala diamnya ketika manusia banyak bicara, dan dengan kekhusyuannya ketika manusia lalai."

Dari Al
-Hasan Bashri rahimahulloh: "Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menganggap Al-Quran sebagai kumpulan surat dari Rabb mereka, oleh karenanya mereka mentadabburinya di saat malam serta mengamalkannya di siang hari."

Dari Fudhoil bin `Iyadh rahimahulloh: "Pembawa (penghafal) Al-Quran adalah pembawa panji Islam, tidak selayaknya dia bergurau bersama orang-orang yang bergurau, tidak lupa bersama orang-orang yang lupa, serta tidak banyak cakap bersama orang-orang yang banyak cakap,
sebagai pemuliaan terhadap haqnya Al-Quran."  

Pertama dari apa-apa yang seharusnya bagi penghafal Quran adalah bertakwa kepada Allah dalam semua keadaan, bersikap waro' dalam makan, minum, pakaian, serta perilakunya, tanggap terhadap zaman dan kerusakan penduduk dunia. Maka dia memperingatkan mereka dalam beragama, menjaga lisan, terbedakan didalam bicaranya, sedikit dari berlebihan pada apa-apa yang tak bermanfaat, sangat takut akan lisannya lebih takut dari pada musuhnya, mawas diri dari hawa nafsu yang dapat membuat Allah murka, bergumul dengan Quran untuk mendidik jiwa yang dengannya cita-citanya adalah dapat paham terhadap apa-apa yang Allah kabarkan dari ketaatan dan menjauhi maksiat.
       

Bukanlah cita-citanya: Kapan aku mengkhatamkan surat ini? Cita-citanya adalah: Kapan aku merasa cukup hanya dengan Allah bukan selainnya? Kapan aku menjadi orang bertakwa? Kapan aku
 menjadi orang yang berbuat ihsan? Kapan aku menjadi orang yang bertawakkal? Kapan aku khusyu beribadah?, Kapan aku bertaubat dari dosa-sosa? Kapan aku bersyukur atas segala nikmat ini? Kapan aku paham dari apa yang aku baca?, kapan aku malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya? Kapan aku menyibukkan mataku dengan Quran? Kapan aku perbaiki kejelekan-kejelekan urusanku? Kapan aku mengoreksi diri? Kapan aku membekali diri untuk kehidupan setelah mati di akhirat kelak?         

Seorang mukmin yang berakal tatkala membaca Al-Quran maka Al-Quran itu bagaikan cermin di matanya sehingga dia bisa melihat apa yang bagus atau jelek dari perilakunya, maka apa-apa yang Allah peringatkan, dia merasa diperingatkan dan apa-apa yang Allah ancamkan dari siksa, dia merasa takut. Maka orang yang memiliki sifat seperti ini atau paling tidak dekat dengan sifat tersebut, maka Al-Quran akan menjadi saksi serta memberinya syafaat.

Semangat untuk terus menjaga apa yang Allah amanahkan padamu, wahai calon Hafizh/Hafizhah. Semoga Allah angkat derajat para penghafal FirmanNya yang ikhlas karenaNya.

(Dikutip dari berbagai sumber)

 

2 komentar:

  1. Salam Ukhuwwah from KHN :
    Kunjungi kami di sini :
    http://www.facebook.com/groups/197278153735903/
    By : AM

    BalasHapus